Pola Organisasi
Bila pimpinan tidak tegas dan memiliki kejelasan visi misi,
maka organisasi bisa terjebak ke dalam salah satu atau bahkan beberapa pola
organisasi, yaitu
1. Organisasi maniak
menunjukkan kegilaan yang luar biasa tentang sukses yang
telahdicapainya melalui kreativitas dan inovasi produk/jasa di masa lalu.
Sukses tersebutmembuat pemimpin tergila-gila pada kreativitas dan inovasi
produk/jasa, sehingga produk/jasa baru merupakan tujuan bisnisnya, dan lupa
akan pasarnya.
2. Organisasi dramatik.
Mirip dengan organisasi maniak, organisasi dramatik
terbawaoleh pembawaan eksekutif yang bermental dan berpembawaan dramatik.
Pembawaantersebut merupakan menifestasi dari rasa haus akan perhatian umum,
gila kesibukan,demam resiko yang tidak tanggung-tanggung.
3. Organisasi depresif
organisasi seperti ini diibaratkan balok kayu yang
hanyutterbawa arus. Organisasi tidak siap menghadapi perubahandan hanya ikut
arus akan apayang terjadi di lingkungan luarnya. Terjadi dampak besar, yang
antara lain ditandai olehdepresi pada karyaswannya, iklim kerja seakan-akan
mati, karyawan dilanda rasa apatis,lesu darah. Organisasi tidak akan peduli apa
yang akan terjadi di masa depan dan bahwanmelupakan komitmen masa lalunya.
4. Organisasi skisofrenik.
Organisasi yang mengidap penyakit ini tidak memiliki
pegangan apa-apa, bagaikan mulut raksasa yang siap melumat karyawannya.
Kehidupanorganisasi tidak menentu, sehingga karyawan tidak tahu akan apa yang
terjadi.
5. Organisasi paranoid.
Ini terjadi karena eksekutifnya mempunyai pandangan dan
pendirian bahwa orang-orang lain tidak dapat dipercaya dan harus diwaspadai,
dicurigai.Asumsi yang melekat dalam organisasi adalah setiap orang mempunyai
niat jahat dansedang merencanakan penjegalan. Kemajuan dan kreativitas bawahan
dianggap sebagaiancaman jabatan dan kedudukannya dalam organisasi. Akibatnya
hunbungan antara individu dalam organisasi dilandasi saling curiga, sehingga
menimbulkan suasana kerjayang tidak tenang.
6. Organisasi neurotik.
Organisasi ini ditandai oleh kepemimpinan eksekutif
yangsenantiasa ditandai dengan rasa takut. Eksekutif takut akan kemampuan
dirinya danmenyangsikan kemampuannya untuk mencapai kesusksesan. Konsekwensinya
iamenghindari resiko dan perubahan.
7. Organisai kompulsif-obsesif
yaitu organisasi yang tersu menerus menunjukkan pola
perilaku yang tidak masuk akal, membahayakan kesehatan sendiri dan
perbuatannyahanya terfokus pada satu hal saja, misalnya mengorbankan apapun
demi kesempuarnaansuatu aktivitas. Pemimpin puncak organisasi cenderung
mengawasi, mengontrol, danmengendalikan dan bila perlu mencurigai bawahannya
secara rinci. Akibatnya, terjadisentralisasi atas segala macam keputusan
organisasi.
8. Organisasi mabuk,
mengacu pada organisasi yang berpola perilaku
tanpamenggunakan perhitungan dan akal sehat, karena eksekutif puncaknya
kecanduan suatuhal. Dalam organisasi mabuk, pemimpin tidak akan pernah
menyadari atau menerimarealitas yang mengidap organisasinya.
9. Organisasi stress pasca traumatik
adalah organisasi yang mengalami gangguanemosional karena
tergoncang oleh pengalaman dahsyat, misalnya pencaplokan olehkonglomerat lain,
kehilangan kontrak kerja sama dengan perusahaan penting, kehilangan
pelopor/pendiri organisasi
Sumber:http://www.scribd.com/doc/56174456/9/Solusi-Mengatasi-Hambatan-hambatan-dalam-Learning-Organization
Tidak ada komentar:
Posting Komentar