Selamat Datang di indonesian Hoteliers Middle East

INDAHNYA KEBERSAMAAN

Keindahan hidup dalam kebersamaan adalah ketika kita mampu bekerja sama dalam apa yang kita sepakati dan tetap menghargai dalam apa yang kita perselisihkan.
Begitulah kebersamaan yang lahir dari kesadaran hati tiap-tiap orang yang berada di dalamnya. Bila setiap kita mempersiapkan ruang lapang dalam hati untuk kebersamaan, keindahan hidup semakin mudah terwujud. Karena, kita sungguh bisa menerima sepenuh hati apa pun yang datang dari saudara-saudara kita.

Pantaslah bila Al-Qur’an mengajarkan kita untuk terus membangun kebersamaan dalam upaya menghadirkan kebaikan dan ketakwaan, di samping berupaya menjauhkan dosa dan permusuhan (Q. 5: 2). Memang, membangun kebersamaan tidaklah mudah apabila hati kita terus menyembunyikan ketidak tulusan. Tanpa ketulusan, kita tidak akan pernah bisa menemukan rahasia pertolongan, rahmat, dan barakah-Nya dalam kebersamaan itu. Ini akibat kita terus mengutamakan pandangan dan keyakinan pribadi kita masing-masing tanpa memberi tempat pada pandangan dan keyakinan orang lain.

Bila kebersamaan dibangun atas kesadaran hati, setiap pribadi tentu siap dengan kesadaran menerima perbedaan. Hingga muncullah sikap untuk terus membangun kerja sama dalam hal yang disepakati dan saling menghargai dalam hal yang diperselisihkan.

Mereka tetap berjalan seiring, dalam persamaaan maupun perbedaan. Sulit memang, karena itu Al-Quran pun menyinggung tabiat umum manusia yang selalu berusaha menampakkan kebersamaan formal. Tak heran kita kerap menemukan kebersamaan semu dalam hidup rumah tangga, keluarga, masyarakat, bahkan berbangsa. Secara fisik mereka terlihat bersama, tetapi hati dan jiwa mereka berseberangan. Allah menyindir kondisi ini dalam firman-Nya, “…kamu kira mereka itu bersatu padahal hati mereka terpecah belah” (Q. 59: 14). Mungkin inilah yang selama ini terjadi dalam kehidupan kita.

Meski demikian, kita tidak boleh mundur dari upaya membangun kebersamaan ini. Setidaknya, kita tetap terus berada dalam jamaah kebersamaan, perlahan menciptakan kesepahaman dan tetap teguh dengan sikap dan perilaku yang menyenangi kebersamaan tersebut. Kelak, pada akhirnya Allah mengizinkan kita menikmati “Indahnya Kebersamaan”.
Sumber :
Matahatiku Matahariku oleh Imam Sibawaih El Hasany

Tidak ada komentar:

Posting Komentar